JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno telah menunjuk Sofyan Basir sebagai Direktur Utama PT PLN (Persero) menggantikan Nur Pamudji yang diketahui telah lama mengundurkan diri.
Meski bermodalkan latar belakang keuangan yang kuat. Sofyan Basir masih dinilai belum mampu membebaskan BUMN listrik tersebut dari jeratan utang. Pasalnya, PLN sendiri sampai saat ini masih bergelut dengan utang yang jumlahnya tidak sedikit. Di mana, saat Nur Pamudji masih menjabat sebagai Dirut PLN, dalam laporan keuangan utang PLN per 30 September 2013 sampai 30 September 2014 atau kuartal III Tahun 2014 mencapai Rp471 triliun.
"Siapa pun bosnya dengan kondisi PLN seperti sekarang ini akan cukup sulit melunasinya. Kita ketahui bahwa saat ini PLN kinerja mereka sangat buruk. Mulai dari manajemen, SDM maupun pelayanannya," kata Direktur Energy Watch Mamit Setiawan melalui pesan singkatnya kepada Okezone, Jakarta, Kamis (25/12/2014).
Adapun, kebiasaan manajemen PLN yang terus berulang dengan masih tergantung kepada BBM fosil yakni Solar dalam mengoperasikan pembangkit listrik, yang ternyata memberikan dampak kepada ongkos produksi yang besar.
Selain itu, penyebab lain yang membuat PLN sulit melunasi tidak maunya para manejemen untuk melakukan investasi yang jangka panjang, seperti panas bumi, panas matahari, micro hydro, biomass dan energi terbarukan lainnya.
"Mereka hanya berpikir bagaimana bisa menyediakan listrik dengan mudah dan cepat. Makanya pembelian pembangkit solar masih cukup tinggi," tambahnya.
Menurut Mamit, faktor selanjutnya yang membuat Sofyan Basir cs sulit melunasi utang PLN adalah berasal dari eksternal, seperti depresiasi Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
"Di samping itu, pembelajaran terhadap operasional cukup besar seperti gaji karyawan, modal kerja yang lain," tutupnya.
(Fakhri Rezy)