Sehingga, kata dia, Indeks Saham Gabungan (IHSG) pun akan juga terkena dampak negatifnya. Apalagi, Indonesia merupakan negara yang mudah untuk dimainkan pasarnya. "Pemain lokal hanya mengekor saja, bukan kita yang menentukan pasaran. Tetapi, lebih banyak investor asing para spekulator yang memainkannya," ungkapnya.
Di sisi lain, dia melihat pemberitaan politik kasus antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan Polri tidak akan mempengaruhi pelaku pasar. Hal tersebut, dianggap hanya sebuah perselisihan balas dendam yang terjadi antara dua aparat penegak hukum yang saling ingin menjatuhkan serta menjadi tontonan.
"Rupiah hanya dipengaruhi pergerakan masalah ekonomi eksternal seperti zona euro, serta dalam negeri masih menjadi daya tarik bagi investasi karena dari sisi daya tarik bunganya negeri ini yang paling tinggi," pungkasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)