"Memang dunia energi ini kita hadapi ini tantangannya luar biasa. Mulai dari sisi hulu field (lapangan migas) kita banyak yang sudah tua, mature, hingga marjinal. Ini bagaimana ahli minyak turun gunung tangani yang lapangan tua dengan teknologi EOR dan lain-lain," ucap Wiratmadja, di Hotel Le Meridien, Jakarta, Jumat (6/2/2015).
Wiratmadja menambahkan, masalah lainnya adalah belum tergalinya potensi industri hulu migas di wilayah Timur Indonesia. Tercatat, baru dua wilayah di Timur Indonesia seperti Tangguh dan Genting yang sudah di eksplorasi.
"Kalau bisa IATMI bantu bagaimana eksplorasi wilayah timur. Tidak hanya sisi hulu timur kurang diperhatikan, tapi sisi hilir migas juga rentan. Kalau ada ombak besar kadang enggak pasokan BBM. Ini juga harus ada peran-peran IATMI," tegasnya.
Di sisi lain, menurut Wiratmadja pihaknya tengah mengedepankan penggunaan teknologi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dalam sisi peralatan industri migas.
"Karena saat ini lebih banyak dari luar. Ini sedang dibahas di tingkat Kemenko bagaimana berikan insentif untuk TKDN. IATMI juga bantu bagaimana TKDN didorong dunia migas dalam negeri," papar Wiratmadja.
(Rizkie Fauzian)