Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengakui, pelemahan Rupiah ini memang akan berpotensi mengganggu BUMN yang berorientasi impor, karena membutuhkan banyak dolar AS. Walaupun pemerintah sudah mengeluarkan Standard Operating Procedure (SOP) transaksi lindung nilai (hedging)
"Dalam arti bukan menyelamatkan. Tapi kami melihatnya begini. Di mana BUMN itu mempunyai risiko valuta asing yang tinggi sedangkan pendapatan di valuta asing rendah. Jadi kami dorong mereka untuk mengurangi risiko itu," ucap Rini di Kantornya, Jakarta, Jumat (6/3/2015).
Rini menambahkan, untuk itu pihaknya mendorong BUMN ini terus melakukan hedging agar tidak terus merugi akibat pelemahan nilai tukar Rupiah.

"Apakah itu masih ada beberapa hal yang dibicarakan. Apakah pinjaman dapat dikonversi ke dalam Rupiah ataupun pendapatannya atau malah kemudian sudah dikalkulasi untuk dapat langsung menjadi dolar," sebutnya.
Di sisi lain, pelemahan Rupiah ini memang dikarenakan lebih situasi global yang membuat mata uang dolar AS menguat terhadap berbagai mata uang negara lain, termasuk Rupiah.
"Ya kita memang lihatnya dolar AS sangat kuat ya itu terlihat bahwa pelemahan Rupiah tidak terlepas dari pelemahan kurs-kurs dan valuta asing yang lain di sekitar ASEAN. Jadi kita lihatnya normal-normal saja," tukasnya.
(Rizkie Fauzian)