Namun, Susi mengakui, tidak ada satu pun yang berhasil membongkar atau menindas secara tuntas kasus tersebut. Susi mencontohkan kapal yang dioperasikan PT Pusaka Benjina Resouces (PBR) yang menerapkan perbudakan terhadap warga Myanmar sebagai ABK kapalnya.
"Karena organisasinya sangat rapi, kapal Thailand itu pakai ABK Myanmar yang tidak punya link di sini dan pakai remote area seperti Benjina," kata Susi di Kantornya, Jakarta, Rabu (8/4/2015).
Dirinya mengaku, saat ini yang perlu dikhawatirkan adalah warga negara Indonesia yang bekerja di atas kapal. Sebab, dirinya mengaku tidak mengetahui cara untuk mendapatkan data mengenai ABK Indonesia.
"Berapa banyak bangsa Indonesia ABK di kapal seluruh Indonesia, bagaimana cari tahu? Kalau modus operandi seperti Thailand Benjina itu mereka dijual tetapi dinaikkan di kapal, ada yang umurnya 16-17 tahun. Saya sangat khawatir banyak ribuan orang Indonesia yang mengalami seperti ABK, karena kita tidak tahu mereka direkrutnya lewat mana?" tutupnya.
(Rizkie Fauzian)