JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan untuk komoditas beras, Indonesia masih defisit USD29,19 juta. Defisit tersebut terjadi lantaran Indonesia membutuhkan beberapa jenis beras impor yang teksturnya tidak sama dengan beras dalam negeri.
Kepala BPS Suryamin mengatakan impor beras yang dilakukan berbentuk bibit dan untuk memasok kebutuhan beras di restoran-restoran asing.
"Impor beras untuk bibit, juga untuk restoran-restoran asing yang memerlukan beras dengan tekstur khas," ungkapnya di Gedung BPS, Rabu (15/4/2015).
Misalnya, lanjut dia, untuk restoran Jepang karena besarnya yang lengket. Kemudian untuk memenuhi kebutuhan restoran India, Indonesia masih mengimpor dari negara Pakistan.
"Restoran Vietnam juga gunakan beras khusus, ada juga beras yang digunakan untuk membuat tepung khusus, jadi ada beras yang patahan-patahannya cukup banyak untuk tepung khusus," sebutnya.
Selain itu, Suryamin juga menyebutkan impor beras diperlukan untuk orang-orang yang menyandang penyakit seperti diabetes.
"Ada juga beras khusus penyandang penyakit diabetes, jadi masih ada jumlah tertentu jadi untuk beras dalam neraca perdagangan Indonesia kita defisit," tukasnya.
(Rizkie Fauzian)