Bank Indonesia (BI) tidak mengkhawatirkan kondisi pasar saham Indonesia, pasca pemerintah mengeksekusi 8 terpidana hukuman mati. Walaupun saat ini pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok dan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih di level Rp12.900-an per USD.
"Saya enggak khawatir. Malah sekarang secara umum banyak yang masih mengharapkan surat berharga Indonesia. Dan kalau di pasar modal ada koreksi, itu sesuatu yang wajar dan itu reaksi atas perusahaan yang tumbuh berkembang dalam beberapa tahun, tapi sekarang ada koreksi. Kami bisa pahami," kata Gubernur BI Agus Martowardojo.
Agus mengungkapkan, anjloknya IHSG memang dikarenakan para investor kurang puas dengan kinerja perusahaan publik pada kuartal I-2015. Selain itu, realisasi penyerapan anggaran juga menjadi salah satu indikator penilaian investor kepada Indonesia.
"Itu sesuatu yang sangat mungkin kalau seandainya ada investor yang mau profit dan mereka cukup mengikuti hasil dari perusahaan publik yang menunjukkan kinerja yang terkoreksi dibanding tahun lalu. Itu sesuatu yang dapat dipahami," sebutnya.