Eko menuturkan, solar emulsi ini akan ditujukan sebagai bahan bakar transportasi umum dan juga nelayan, tidak ditujukan kepada kendaraan pribadi.
"Emisi solar emulsi lebih rendah dibandingkan dengan solar 48, artinya lebih tidak hitam, sehingga ini menjadi alternatif bahan bakar yang mengurangi solar," tambahnya.
EBT yang ketiga, Eko mengungkapkan, merupakan energi yang menjadi primadona Pertamina. Pasalnya, energi yang berasal dari lumut ini banyak dan mudah ditemukan dan juga dikembangbiakkan.
"Lumut yang begitu banyak di perairan tawar maupun laut, memiliki kadar minyak tinggi yang berpotensi menjadi bahan baku biofuel. Algae tidak bersaing dengan palm oil, dan menjadi bahan bakar," tutupnya.
(Fakhri Rezy)