Selain itu, ada senyawa kimia lainnya yang biasa digunakan untuk pelentur plastik atau kabel agar mudah dibentuk DEHP (Bis2-ethylhexyl Phalate), BBP (Benzyl Butyl Phatalate) dan DINP (Diisononyl Phalate),"jelasnya.
Dia menjelaskan, dari dua sampel yang diberikan hanya kandungan proteinnya saja yang dianggap masih normal, di mana sampel yang diketahui mengandung plastik itu kandungan proteinnya sebesar 7,38 persen. Sedangkan, sampel lainnya sebesar 6,7 persen.
"Makanya tadi kami sampaikan jika beras yang mengandung plastik itu tidak semua isinya mengandung plastik melainkan beras alami itu sudah dicampur dengan beras buatan plastik," jelasnya.
Lebih jauh, Adisam menjelaskan, campuran beras itu jelas sengaja ditambahkan oleh pelakunya karena beras alami tidak mungkin ada. Sedangkan, untuk risiko mengganggu kesehatan akibat beras yang ditemukan mengandung plastik itu sangat tinggi. "Kita juga enggak tahu takarannya dari campuran itu seberapa banyak,"kata dia.
Namun, berdasarkan riset dan penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh ahli sebelumnya akan menyebabkan kanker. Bahkan, di luar negeri sendiri zat kimia ini sudah tidak boleh lagi digunakan untuk mainan anak.
(Martin Bagya Kertiyasa)