Melansir Bloomberg Dollar Index, Rupiah pada perdagangan non-delivery forward (NDF) melemah 7 poin menjadi Rp13.227 per USD. Pagi ini, Rupiah bergerak di kisaran Rp13.216-Rp13.236 per USD.
Analis MNC Securities, Reza Nugraha, mengatakan bahwa meskipun terus melemah, namun Rupiah saat ini masih berada dalam kisaran yang tergolong rendah. Pasalnya Rupiah masih tertekan sentimen kenaikan tingkat suku bunga the Federal Reserve.
"Saat ini masih cukup rendah, karena dekati momen kenaikan suku bunga the fed bisa ke Rp13.300 per USD, ditambah saat ini ekonomi makro belum bagus, penyerapan anggaran juga masih rendah," kata dia di MNC Power Breakfast, Rabu (27/5/2015).
Sekadar informasi, dolar AS menguat setelah serangkaian data ekonomi mendorong prospek kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. Sementara krisis keuangan dan tanda-tanda penghematan di Spanyol dan Yunani terus membebani euro.
Laporan lain Menunjukkan kepercayaan konsumen AS bulan ini meningkat dan harga rumah memperpanjang kenaikan pada Maret, yang seharusnya tidak meningkatkan ekuitas rumah tangga, dan mendukung belanja konsumen.
(Martin Bagya Kertiyasa)