"Dulu teman-teman waktu SMU ke mana-mana pakai mobil. Sedangkan saya cuma pake vespa tua. Tapi itu jadi motivasi saya, saya bertekad ingin punya mobil seperti mereka," tutur David.
Dengan keterbatasan yang ada, justru membuat David semakin kreatif. Semua usaha dilakoninya, hingga dirinya bisa membantu orangtua untuk membiayainya kuliah. Universitas yang ditempatinya juga bukan sembarang, melainkan salah satu universitas swasta terkemuka di Jakarta, yakni Bina Nusantara.
"Orangtua tetap ada support untuk bayar kuliah. Tapi setidaknya saya bisa back up diri sendiri," tambahnya.
Nah pada saat kuliah ide bisnis vermak levis-nya muncul, tepatnya di semester kedua. Waktu itu pada 2011 silam, tren jeans impor seharga jutaan rupiah memang sedang merambah masyarakat, khususnya kalangan menengah keatas. Disitulah dirinya melihat sebuah peluang.
"Setiap orang beli jeans itu pasti ada saja masalahnya, entah panjangnya atau besarnya. Sedangkan kalau mau vermak terkadang mereka takut, karena tidak semua tukang vermak jeans mengerti jeans impor itu. Peluang itulah yang saya ambil," ungkap David.