"Karena kalau di Juni ini kita biasanya ada musiman kebutuhan akan valuta asing untuk pembayaran kewajiban-kewajiban ke luar negeri. Untuk bayar dividen, utang dan biasanya tekanannya cukup tinggi," jelas Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo saat ditemui di Gedung Sekretariat Mahkamah Agung, Jakarta, Rabu (17/6/2015).
Menurut Agus Marto hal ini diperparah lantaran Fed Fund Rate selama ini belum dapat kepastian apakah akan dinaikkan atau tidak. Pasalnya, dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) banyak yang berpendapat Fed Fund Rate dapat naik kapan saja."Dan Fed Fund Rate itu orang berspekulasi akan naik di akhir September," imbuh dia.
Dengan banyaknya spekulasi tersebut, maka penilaian terhadap kapan akan dinaikkannya Fed Fund rate masih simpang siur. Menurutnya, selama Fed Fund Rate itu belum naik, pasti ada ketidakpastian.
"Jadi, ada istilahnya kalau seandainya mereka naikkan sudah jelas. Tapi kalau sekarang misalnya pimpinan World Bank sama IMF kan mengatakan sebaiknya Fed Fund Rate enggak perlu naikkan dulu lah. Dinaikkan di tahun 2016," tutur Agus.
Oleh karena itu, dia mengatakan Indonesia sebagai negara berkembang melihat sisi ini sebagai ketidakpastian. "Kita dapat memahami. Tapi kita juga di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, melihat kalau tingkat bunga ini tidak dinaikkan ini terus akan menjadi ketidakpastian," tandasnya.
Follow Berita Okezone di Google News
(mrt)