Lanjut Nugraha, Pupuk Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk menekan harga gas industri yang masih mahal di Indonesia. Salah satunya, melalui anak usahanya, yakni PT Rekayasa Industri (Rekind) yang bekerjasama dengan PT Pertamina untuk mengembangkan pabrik petrokimia berbasis gas dan batubara.
Nugraha menuturkan, penggunaan batubara dalam melakukan produksi mampu lebih berhemat lantara harga batubara tengah mengalami penurunan yang saat ini sekira USD60 per ton atau sekira USD3,5 per MMBTU.
"Beda banget harganya. Mungkin harganya bisa dapat 35-40 persen setara gas. Dengan harga di atas USD6,5 per 1 mmbtu atau ada yang sampai USD9 per mmbtu, kita enggak mungkin hidup jualan di pasar internasional," tandasnya.
(Rizkie Fauzian)