Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bisnis Kereta Api, Hitachi Bersaing dengan China

Dhera Arizona Pratiwi , Jurnalis-Selasa, 17 November 2015 |05:33 WIB
Bisnis Kereta Api, Hitachi Bersaing dengan China
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
A
A
A


NEW JERSEY - Dikenal sebagai orang yang berhasil membalikan nasib perusahaan setelah perusahaan mengalami kerugian selama empat tahun berturut-turut, CEO Hitachi, Hiroaki Nakanishi kini tengah mempersiapkan perusahaan yang dipimpinnya tersebut untuk menjadi perusahaan konglomerat Jepang. Dia berencana akan menjadikan perusahaan untuk membuat segala sesuatu mulai dari lift hingga pembangkit nuklir, sebagai tantangan berikutnya.

Sebagaimana diketahui, Hitachi akhirnya berhasil membukukan laba operasional sebesar 600,4 miliar yen atau setara USD4,89 miliar (Rp67,239 triliun mengacu kurs Rp13.750 per USD) pada tahun fiskal 2014 setelah mengalami kerugian sejak 2008 akibat krisis global yang terjadi ketika itu dan penurunan pada divisi produk konsumen seperti unit TV layar datar dan produksi peralatan rumah tangga.

Seperti dilansir dari CNBC, Nakanishi mengaku belum selesai men-transformasi Hitachi. Dia berencana akan terus membawa perusahaan konglomerat jauh dari pasar domestik. Pasalnya, potensi bisnis di negeri sendiri telah berkurang akibat populasi yang telah menyusut.

Untuk mempercepat rencana ekspansi global, pada Februari, Hitachi berbelanja royal-royalan hampir 260 miliar yen untuk membeli perusahaan yang memproduksi kereta api dan unit persinyalan dari perusahaan pertahanan dan penerbangan asal Italia bernama Finmeccanica. Akuisisi ini menjadi salah satu akuisisi termahal yang pernah Hitachi lakukan.

Menurut Japan Times, pengambilalihan tersebut harus bernilai lebih dari dua kali lipat pendapatan usaha rel Hitachi untuk sekitar 400 miliar yen per tahun. Hal ini dilakukan agar memberikan perusahaan suatu pijakan yang lebih baik di pasar Eropa.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement