JAKARTA - Kapasitas produksi Batching Plant Kota Kasablanka milik PT SCG Readymix Indonesia (SRMI) hingga kini masih menganggur (idle), sekira di atas 60 persen. Penyebabnya adalah proyek sekitar Kota Kasablanka masih belum bergulir kencang.
"Tapi kita masih memasok untuk proyek apartemen dan kondominium Kota Kasablanka yang ditargetkan selesai 2017," ujar Sub Business Unit Manager PT SCG Readymix Indonesia (SRMI), Asep Sobarna di Batching Plant Kota Kasablanka, Jakarta, Selasa (8/12/2015).
Namun, lanjut dia, ada Batching Plant milik perseroan yang mampu lebih cepat mengolah proses pasir dan kerikil menjadi beton dibanding Batching Plant Kota Kasablanka, yakni Batching Plant milik perseroan berlokasi di Kebon Nanas.
Adapun waktu proses pengolahan hanya memerlukan waktu sekira 4 menit. Sementara Batching Plant di Kota Kasablanka butuh waktu mengolah kerikil dan pasir menjadi beton dengan kurun waktu kurang lebih 9 menit.
"Di Kebon Nanas lebih cepat, proses mix bisa cuma 4 menit. Terbesar juga kapasitasnya mencapai 105 kubik per jam," pungkas dia.
Sekedar informasi, PT SCG Readymix Indonesia (SRMI), yang merupakan anak usaha SCG serta penyedia pertama dan terbesar beton siap pakai di Indonesia di bawah merek ‘Jayamix by SCG’.
(Rizkie Fauzian)