Menurutnya, kebijakan Bank Indonesia melakukan relaksasi loan to value (LTV) terhadap kredit properti pada pertengahan Juni 2015 pertumbuhan penjualan properti residensial di Jawa Tengah, khususnya rumah tipe menengah dan besar. “Kondisi ini tercermin pada penjualan rumah tipe menengah dan besar pada triwulan IV- 2015 yang meningkat sebesar 3,83 persen (qtq) dan 2,76 persen (qtq) dengan kualitas kredit KPR masih cukup terjaga, baik sebagaimana tercermin dari tingkat non-performing loan (NPL) yang relatif rendah 2,12 persen,” paparnya.
Sementara itu, Ketua DPR REI Jateng MR Prijanto mengaku, sampai saat ini belum ada kenaikan harga rumah di wilayah Jateng. Kalaupun ada kenaikan, masih cukup normal, dan tidak begitu dirasakan. “Kenaikan biasanya akan terjadi pada awal triwulan II, kalau sekarang belum begitu terasa dan masih banyak pengembang yang masih menggunakan harga lama,” ungkapnya.
Prijanto berharap kebijakan penurunan suku bunga yang diberlakukan Bank Indonesia memiliki dampak signifikan terhadap pertumbuhan penjualan perumahan di Jateng. “Kami berharap, perbankan juga ikut menurunkan suku bunga KPR untuk meningkatkan minat masyarakat,” ucapnya.
(Andik Sismanto / Koran SINDO)
(dhe)
(Rani Hardjanti)