Dia menambahkan, penurunan laba bersih juga terjadi akibat adanya pinjaman yang belum terealisasi sebesar Rp121,9 miliar. Sedangkan pinjaman yang sudah terealisasi hanya Rp8 miliar.
"Memang komposisi terbesar terjadi karena adanya kerugian belum terealisasi yaitu loan sebesar Rp121,9 miliar. Sedangkan terealisasi hanya Rp8 miliar," jelas dia.
[Baca juga: Plaza Indonesia Targetkan Tingkat Hunian 2 Hotelnya Capai 62%]
Meski demikian, selisih kurs terjadi di luar kendali perseroan. Akan tetapi, guna menekan kembali terjadinya selisih kurs tersebut, perseroan berupaya untuk melakukan analisa mendalam.
"Memang di luar kontrol perseroan. Selisih yang belum terealisasi. Kita tentunya akan analisa dari waktu ke waktu dan analisa dana yang ada," pungkasnya.(rai)
(Rani Hardjanti)