BENGKULU - Untuk mengurangi konsumsi beras, saat ini Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, tengah merancang beras analog dari mocaf atau ubi kayu pengganti beras, untuk dikonsumsi masyarakat Kaur.
Bupati Kabupaten Kaur, Hermen Malik mengatakan, secara nasional beras di Indonesia tidak terpenuhi. Sehingga, kata dia, mesti adanya alternatif pengganti beras dari mocaf pengganti non-padi.
''Sudah kita coba konsumsi beras diganti dengan beras analog. Namun, produksinya belum begitu banyak dan baru diuji coba,'' kata Hermen kepada Okezone.
[Baca juga: Limbah Kantong Plastik Bekas Disulap Jadi Tas Rajut Cantik]
Beras analog dari mocaf, terang Hermen, memiliki rasa yang sama. Begitu juga dengan kabohidrat kandungan yang ada dalam mocaf. Hanya saja, kata dia, kelemahannya terdapat pada nilai protein yang lebih rendah dibandingkan beras dari padi.
''Pengelolaan beras analog di Kaur masih menggunakan mesin pengelola kecil. Sehingga belum dapat diproduksi secara banyak,'' jelas Hermen.
Dia menambahkan, bahan baku pembuatan beras analog di Kaur, satu hektare (ha) lahan dapat menghasilkan sekira 100 ton mocaf. Namun, terang Hermen, hasil produksi di Kaur di atas lahan 1 ha masih sekira 50 ton.
Saat ini, jelas Hermen, Pemda Kaur tengah merancang untuk memperbanyak mesin pembuatan beras non-padi. Hal tersebut, tentunya tidak dari bantuan dari pihak pemerintah pusat dan swasta.
''Sekarang kita sudah mulai menyosialisasikan kepada masyarakat untuk menanam ubi kayu. Jadi, bahan baku beras non-padi tidak kehabisan bahan baku,'' demikian Hermen.
(Raisa Adila)