Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

TERPOPULER: Pelaku Usaha Berpeluang Peroleh Manfaat dari Mata Uang Renminbi

Antara , Jurnalis-Jum'at, 03 Juni 2016 |07:04 WIB
TERPOPULER: Pelaku Usaha Berpeluang Peroleh Manfaat dari Mata Uang Renminbi
Ilustrasi: Reuters
A
A
A

BANDUNG - Pelaku usaha Indonesia, khususnya pelaku perdagangan internasional berpeluang memperoleh manfaat dari internasionalisasi mata uang China Renminbi (RMB).

"Penggunaan RMB dalam kegiatan ekspor dan impor dengan Tiongkok masih rendah. Namun dengan internasionalisasi mata uang itu jelas akan memberikan alternatif penggunaan mata uang dalam perdagangan dengan negeri itu, tentunya akan memberikan manfaat," kata Deputy Direktur Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Yuni Nurjanati di Bandung, Kamis (2/6/2016).

Internasionalisasi mata uang RMB merupakan tahap lanjutan dari liberalisasi perdagangan, arus modal dan pasar keuangan Tiongkok yang telah digulirkan sejak satu dekade lalu.

Dengan status sebagai mata uang internasional, volume transasksi dan instrumen berbasis RMB diperkirakan akan semakin meningkat di tahun-tahun mendatang.

Yuni meyebutkan pemanfaatan RMB sebagai mata uang dalam perdagangan, terutama dalam perdagangan dengan China merupakan salah satu cara untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS, terlebih dengan tren volume perdagangan Indonesia-China yang cenderung meningkat.

"Langkah penggunaan mata uang RMB untuk transaksi ini merupakan langkah strategis jangka panjang. Sejumlah negara yang menggunakan transaksi dengan RMB seperti India juga memberikan trend positif," katanya.

Meski demikian, kata dia berdasarkan pemetaan BI, pemanfaatan RMB masih terkendala oleh sejumlah hal antara lain kurangnya pemahaman mengenai potensi maupun teknis penggunaan RMB dalam perdagangan dengan China.

Selain itu adanya persyaratan dari mitra dagang China terkait referensi valuta, pembatasan transaksi dan asuransi yang mahal serta belum tersedianya produk dan instrumen transaksi RMB di perbankan domestik serta persyaratan administrasi RMB yang cukup memberatkan.

"Bank Indonesia melakukan edukasi dan sosialisasi , tujuannya memperluas informasi mengenai potensi penggunaan RMB," katanya.

Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi pelaku usaha, BI berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan. Ditjen Bea Cukai, Ditjen Pajak dan lainnya.

"BI juga mendorong perbankan domestik lebih proaktif untuk menyediakan produk maupun skema transaksi RMB yang sesuai dengan kebutuhan usaha," katanya.

Untuk memenuhi kebutuhan RMB perrbankan domestik terkait perdagangan maupun investasi langsung, BI telah menjalin kerja sama Bilateral Currency Swap Arragement (BCSA) dengan bank sentral China (PBoC).

Pada tahun 2016, BI menyempurnakan ketentuan mengenai BCSA melalui peraturan BI No.18/PBI/2016 tertanggal 16 Mei 2016 tentang transaksi bank kepada BI dalam rangka BCSA.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement