Menurut I Gusti Ayu, beberapa makanan yang terbukti mengandung bahan berbahaya antara lain, mi basah, slondok, lanting, dan kue bolu. Hal itu berasal dari hasil uji di mobil laboratorium keliling milik BBPOM DIY. Dia menjelaskan, untuk mengindikasikan makanan mengandung bahan berbahaya atau tidak hanya dari warnanya yang mencolok.
Salah satunya adalah bolu kukus yang warnanya tidak mencolok, tapi ternyata mengandung Rhodamin. “Selain Rhodamin B, diketahui pula ada mi basah mengandung boraks,” kata I Gusti Ayu.
Dia mengatakan, mayoritas produk-produk tersebut berasal dari luar DIY, antara lain berasal dari Klaten, Muntilan, dan Purworejo, Jateng.
Para penjual pun sudah diminta memusnahkan jajanan yang mengandung bahan berbahaya tersebut. “Mereka berjanji tidak menjual lagi,” katanya.
Namun, BBPOM DIY menegaskan akan mengintensifkan pemantauan dan pengujian produk makanan saat Ramadan. Biasanya saat bulan puasa, banyak pedagang dadakan menjual jajanan berbuka puasa. BBPOM DIY berharap jumlah jajanan berbuka puasa yang mengandung bahan berbahaya semakin menurun pada tahun ini.
“Pada 2014 lalu ada 15 persen, tahun lalu (2015) turun 5 persen. Semoga tahun ini turun lagi,” kata I Gusti Ayu.