Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Praktik Gesek Tunai Rawan Pencucian Uang

Kurniasih Miftakhul Jannah , Jurnalis-Sabtu, 02 Juli 2016 |00:08 WIB
Praktik Gesek Tunai Rawan Pencucian Uang
Ilustrasi: Reuters
A
A
A

JAKARTA - Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) menyebut praktik gesek tunai dikelola dalam sebuah jaringan. Kondisi ini membuat modus gesek tunai di merchant rawan pencucian uang.

"Karena ini sudah dilakukan jaringan, yang ditakutkan bukan lagi resiko kredit macet tapi Bank Indonesia (BI) melihatnya ini sudah jadi kejahatan bisa jadi pencucian uang, karena nilainya yang besar," kata General Manager AKKI Steve Marta kepada Okezone di Jakarta.

Awalnya, lanjut dia, praktik gesek tunai di merchant dipicu karena sepinya penjualan. Alih-alih memanfaatnya mesin Electronic Data Capture (EDC) yang 'nganggur' akibat sepinya penjualan, pemilik merchant menggunakannya sebagai fasilitas gesek tunai.

Merchant merasa mendapatkan untung dari fee yang diberikan pemilik kartu saat melakukan gesek tunai. Hal ini membuat toko-toko itu menyewakan EDC miliknya ke toko lain yang melakukan praktik gesek tunai.

Memang, BI sudah mengeluarkan aturan tegas terkait gesek tunai ini. Namun, karena sudah dijalankan oleh jaringan, Steve menilai masih ada saja merchant yang memberikan fasilitas gesek tunai kartu kredit. Aturan diterbitkan oleh Bank Indonesia dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.11/11/PBI/2009 sebagaimana diubah dengan PBI No.14/2/2012 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK).

"BI sudah memberikan aturan jelas skrg tinggal banknya menerapkan aturan itu benar-benar, cuma ini kan kaya kucing-kucingan kalau mau diperiksa (toko) tutup begitu bank itu pulang dilakukan lagi (gesek tunai) itu yang diawasi industri dan diawasi masing-masing bank juga, jadi kalau ada info satu toko lakukan gesek tunai, kita akan berikan laporan dan bank harus menutup (EDC)," tukasnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement