JAKARTA - Pemerintah telah menetapkan target tahun ini agar PT PLN meningkatkan kadar biofuel pada pembangkit listriknya menjadi 30 persen. Namun dengan kondisi harga minyak mentah dunia yang masih anjlok, pemerintah diimbau kembali mempertimbangkan mandat tersebut.
Anggota Komisi VII DPR RI Kurtubi menjelaskan, dengan harga minyak mentah dunia yang masih rendah, otomatis harga biofuel menjadi lebih tinggi. Ditakutkan kondisi tersebut akan meningkatkan biaya operasional pembangkit listrik.
"Harga minyak relatif lebih rendah sehingga cost energi terbarukan jadi relatif lebih mahal. Jadi kita harus pintar-pintar juga. Seperti target biofuel naik dari 20 jadi 30 persen, ini hati-hati, harus direm dulu," tuturnya dalam diskusi Energi Kita di Dewan Pers, Jakarta, Minggu (21/8/2016).
[Baca juga: Penyerapan Biofuel Ditargetkan Tembus 1,8 Juta Kl]
Menurut Kurtubi, boleh saja pemerintah semangat untuk mendorong target porsi bauran energi pada 2025 menjadi 23 persen. Akan tetapi pemerintah harus memperhatikan kondisi terjadi.
Sebab, lanjut Kurtubi, OPEC juga telah memperkirakan pada 2018 harga minyak akan kembali ke posisi puncak. Untuk itu pemerintah harus menunggu momen yang tetap.
"Harus irama fleksibel tanpa harus mengorbankan program yang sudah jalan. 20 persen saja dulu, ketika harga minyak naik dan program energi terbarukan dari sawit dan lain-lain menjadi lebih murah," pungkasnya.
(Raisa Adila)