Lagi-lagi kapan waktu yang tepat dalam menerapkan itu juga tidak mudah, karenanya ada investor yang menerapkan strategi menjual saham ketika harga saham tersebut menuju harga tertingginya.
Misalnya begini, ketika harga tertinggi pada harga Rp10.000 dalam sebulan terakhir, lalu saham itu turun ke posisi terendah di level Rp9.750 (dibeli investor) maka begitu saham sudah mendekati level tertinggi (misalnya ada pada kisaran Rp 9.900-9.950) maka investor sudah mulai menjual saham tersebut.
Langkah menjual sebelum saham mencapai harga tertingginya itu karena umumnya saham akan kembali stagnan begitu menuju level tertingginya. Stagnasi harga itu terjadi karena sudah menjadi kebiasaan ketika harga saham mencapai level tertinggi, maka akan terjadi apa yang dinamakan level resistence, yakni sebuah keadaan di mana minat jual lebih tinggi ketimbang minat beli sehingga berakibat harga akan kembali turun.
Dalam cara menganalisa saham melalui analisa teknikal, kebalikan dari level resistance ini adalah level support, yakni sebuah keadaan di mana minat beli akan lebih besar ketimbang minat jual begitu harga mendekati level terendah.
(Dani Jumadil Akhir)