Dia menyebutkan, statistik 10 tahun terakhir tercatat ada 5 juta keluarga tani yang memutuskan untuk berhenti atau keluar dan beralih profesi. Sedangkan jumlah petani di Indonesia, kata dia, saat ini mencapai 26,1 juta.
"Produksi swasembada pangan otomatis akan terjadi bila kesejahteraan petani meningkat, jadi jangan di balik, swasembada dulu baru kesejahteraan, itu terbalik," tambahnya.
Dalam meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia, kata Andreas, pemerintah bisa melakukannya dengan berbagai macam kebijakan, salah satunya adalah menetapkan harga pangan di tingkat petani, membenahi kembali dengan harga yang menguntungkan petani.
"Kalau sekarang HPP di tingkat petani terlalu rendah, jadi bukan meningkatkan pendapatannya malah merugi," tandasnya.
(Dani Jumadil Akhir)