Bisnis LNG di Indonesia Tak Terlepas dari Peranan Ibnu Sutowo
JAKARTA - Keberadaan Liquefied Natural Gas (LNG) di Tanah Air tidak terlepas dari peranan mantan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) periode 1972-1976 Ibnu Sutowo. Salah satu jenis gas alam ini berhasil dikembangkan oleh Ibnu yang kemudian membuat Indonesia menjadi negara pelopor LNG.
Vice President LNG Pertamina, Didik Sasongko Widi mengatakan ketika itu Indonesia merupakan negara yang cukup berani dalam mengembangkan LNG. Sebab, pada zaman itu ada perusahaan raksasa minyak sekelas ExxonMobil saja tidak berani memulai bisnis LNG.
"Tanpa Ibnu Sutowo itu enggak ada bisnis LNG di dunia. Waktu itu negara di dunia tidak berani starting LNG. ExxonMobil saja enggak berani mulai ini. Tapi dengan caranya, tentu tidak dengan Pertamina, Ibnu Sutowo bisa membuat pembeli-pembeli memodali bisnis ini," ucapnya saat media workshop LNG di Pertamina, Jakarta, Jumat (7/10/2016).
Dia melanjutkan, dahulu Pertamina bisa sedemikian raksasa minyak karena ditopang dengan Undang-Undang (UU) yang kuat, disokong lagi dengan karyawan serta orang-orang di sekeliling Pertamina yang memiliki ide gila nan cemerlang demi mengembangkan bisnis di segala lini.
"Makanya, jadilah bisnis ini (LNG) jadi motor penghasil devisa Indonesia," imbuhnya.
Sayangnya, pengembangan LNG dahulu dirusak oleh keputusan penemunya yang ketika itu tidak tepat yaitu saat ekonomi Indonesia masih kesulitan. "Kemudian menjadi alat oleh mahasiwa untuk 'memukul' dia," katanya.
Lebih ironis lagi, sekarang pun baru tersadar bahwa keberadaan dan pemanfaatan LNG sangat dibutuhkan di tengah kondisi harga minyak dunia yang terus menerus anjlok dan energi fosil secara perlahan semakin terkuras.
"Sekarang terlupakan kenapa kok gas nya mahal. Untuk Indonesia luar biasa terima kasih ya itu lah Ibnu Sutowo orang yang berani, ide brilian, mengambil risiko besar dan hasilnya besar," tukasnya.
(Dani Jumadil Akhir)
