Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Jadi Benteng Alam Bali, Pelabuhan Benoa Tak Bisa Dijadikan Terminal LNG

Hana Wahyuti , Jurnalis-Kamis, 04 Mei 2023 |15:05 WIB
Jadi Benteng Alam Bali, Pelabuhan Benoa Tak Bisa Dijadikan Terminal LNG
Pro Kontra Terminal LNG Benoa (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Pembangunan terminal khusus Liquid Natural Gas (LNG) Denpasar menuai pro kontra. Beberapa waktu yang lalu, Menko Marves, Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan jika pembangunan tersus LNG akan di tarik sejauh 4 kilometer dari pantai, dengan pertimbangan tidak mengganggu pariwisata di Bali.

Terminal Khusus LNG yang akan dibangun di perairan Sidakarya Denpasar ini, sejatinya untuk pembangkit PLN Bali. Kajian atas beberapa lokasi pun sudah dilakukan. Selain Sidakarya, Tersus LNG juga sebelumnya akan dibangun di kawasan Pelabuhan Benoa.

Pakar Maritim dan Doktor Manajemen Perairan IPB Bogor Ketut Sudiarta menilai, kawasan Benoa memiliki pintu masuk pelabuhan sempit, sementara kapal yang sandar di sana banyak. Kapal tanker pembawa LNG tidak mungkin menunggu antrian, karena harus langsung menyuplai LNG ke Terminal.

Apalagi untuk sandar kapal kargo LNG ada masalah lingkungan jika dibangun di Benoa.

"Kalau di sana harus memotong karang yang menjadi benteng alam yang melindungi tanjung Benoa. Karakter pantai Bali memiliki ancaman atas tsunami, sehingga benteng alam tidak boleh dirusak" katanya dikutip Kamis (4/5/2023).

Selain itu, ada usulan untuk ditarik offshore ke tengah laut sekitar 4 km dari pantai. Ini pun usulan yang belum memiliki dasar kajian. "Kalau ditarik ke tengah laut sejauh 4 km, itu memotong alur pelayaran Benoa. Kalau dipaksa dibangun fasilitas FSRU LNG disana, harus ada perubahan alur pelayaran dan yang untung cuma PLN," ujar Ketut Sudiarta.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement