NEW YORK – Tahun lalu, properti menjadi bisnis yang hot. Baik rumah, apartemen atau residential housing menjadi lahan yang amat menjanjikan.
Tak aneh bila sejumlah transaksi dengan harga selangit berhasil dibukukan pada 2016. Beberapa di antaranya bahkan mencatatkan rekor dunia. Pada Juli tahun lalu, seorang taipan China yang tidak diumumkan namanya merogoh kocek USD 154 juta (Rp2,045 triliun) untuk memiliki rumah kuno yang berdiri kokoh di pulau di atas Danau Dushu, Kota Suzhou, Provinsi Jiangsu, China.
Banderol itu menjadi harga termahal yang pernah dicatat industri properti di daratan utama China. Harga tersebut bukan label lelang. Sebagian media lokal menyebut rumah itu sebagai rumah impian. Sebab selain terletak di Danau Dushu dan berada jauh dari kebisingan kota serta asap polusi, rumah itu ramah lingkungan dan menyatu dengan alam sekitar.
Penghuninya dapat merasakan kenyamanan di waktu siang dan malam. “Sejauh ini, rumah itu menjadi properti paling mewah di China,” papar Wakil Kepala Beijing Sotheby International Realty yang menangani pemasaran properti, Jim Hao, seperti dikutip Mansion Global. Pernyataan Hao bukan tanpa alasan. Rumah mewah lainnya yang terletak tidak jauh dari rumah itu hanya dijual atau terjual separuh harga.
Masyarakat China mengenal rumah itu dengan sebutan Taohuayuan. Secara harfiah, artinya Tanah Buah Persik yang bunganya mirip bunga sakura. Rumah tersebut memiliki 32 kamar tidur dan 32 kamar mandi. Semuanya menghadap ke arah selatan guna menerima cahaya matahari secara optimal dan sesuai feng shui. Penawaran pertama rumah itu dilakukan sejak 6 Juni 2016.
Nilai rumah itu semakin berharga karena berada di situs Warisan Dunia UNESCO. Berdasarkan pengembang properti Sunac China Holdings Limited, rumah kebun mengalami peningkatan tren. Banyak kolektor papan atas yang membelinya dengan harga fantastis. “Kami memerlukan waktu sekitar tiga tahun untuk membangun rumah ini,” ungkap Sunac China.
Sunac China menggunakan jasa Xiangshanbang Traditional Architectural and Building Skill untuk mencetak semua batu bata dan tata letak tanaman. Mereka menyerap energi dan esensi konsep taman Asia Timur sebagai “fondasi” utama. Hasil akhir pembangunan rumah itu sukses menarik banyak peminat. Masyarakat lokal juga kagum.