"Harga komoditas yang naik dan restrukturisasi utang perseroan menjadi satu cerita menarik bagi para investor sehingga saham itu mulai dilirik karena memiliki prospek cerah," katanya.
Untuk saham EXCL, Aria Santoso mengatakan bahwa saham itu cenderung dijadikan transaksi jangka pendek mengingat fundamental kinerja perseroan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi belum terlihat positif.
Menyinggung soal saham PPRO, dia mengatakan bahwa kenaikan harga sahamnya relatif cukup agresif dalam beberapa hari terakhir ini. Kondisi itu juga dapat dimanfaatkan investor untuk melakukan transaksi jangka pendek.
Sementara itu, saham yang keluar dari indeks LQ45, dia menilai bahwa hal itu karena likuiditas perdagangan yang menurun. Namun, hal itu tidak berarti kinerja perseroan buruk.
"Yang utama adalah masalah likuiditas. Jadi, walaupun perusahaannya baik, likuiditasnya turun, biasanya keluar dari LQ45," katanya.
(Dani Jumadil Akhir)