Usaha rumahan ini diawali dengan modal kenekatan dan berbekal semangat dan belajar dari media sosial. Dia memilih keluar dari tempatnya bekerja karena setelah menikah harus mengurus anak-anaknya di rumah.
Pada 2010, dia mengawali wirausaha ini dengan membuat boneka-boneka clay. Bahan dasarnya dari tepung. Tetapi usaha ini tidak bertahan lama, karena proses produksinya membutuhkan waktu khusus sementara dia harus mengurus anak-anaknya.
Setelah berhenti membuat clay, dicobanya membuat boneka berbahan kaos kaki. Pengetahuan itu didapatkannya dari media sosial. Di mana, boneka kaos kaki tidak banyak diproduksi di dalam negeri. “Saya waktu itu menemukannya di internet, tetapi impor,” kenangnya.
Berkat kesenangan dan semangatnya membuat kerajinan tangan .wanita kelahiran Salatiga, Jawa Tengah yang kini tinggal di Kelurahan Cemorokandang, Kota Malang ini mulai membuat boneka berbahan kaos kaki pada pertengahan 2015. Upaya pertama menuai kegagalan. Hasilnya buruk, tetapi dia tidak menyerah. Upaya itu terus dilakukannya hingga enam bulan.
Baru di Januari 2016, dia mampu menghasilkan boneka berbahan kaos kaki yang sesuai keinginannya. Setelah mampu menemukan standar boneka yang berkualitas, akhirnya Nia berani menawarkan produknya melalui Instagram, Facebook, dan Blogspot.