Dari delapan calon yang bertarung memperebutkan kursi Presiden IFAD, yakni Indonesia, Turki, Italia, Swiss, Dominika, Maroko, Togo, dan Meksiko, pertarungan sengit justru dilakukan oleh Italia dan pendukung Togo, yakni Prancis.
Menurut Danang, Italia pada detik-detik terakhir justru menambah modalnya sehingga porsi suaranya bertambah guna memberikan dukungan kepada kandidatnya. Dari sebelumnya ranking-8 menjadi rangking-2 terbesar suaranya.
Prancis bahkan menjadi juru bicara memiliki kampanye bagi Togo. Prancis memiliki pengaruh sangat kuat di kalangan negara-negara Afrika termasuk di Eropa. Beberapa negara Eropa dan Afrika yang memiliki hak suara besar adalah Norwegia 2,6%, Swiss 1,5%, Belgia 1,35%, Denmark 1,34%, Nigeria 1,15%, Austria 1,14%, Spanyol 0,95%, Finlandia 0,94%, Aljazair 0,79%, Uni Emirat Arab 0,63%, Libya 0,56%, Meksiko 0,55%, dan Qatar 0,52%.
Di luar itu, negara yang memiliki daya tawar suara sangat kecil, seperti Kuwait 1,74%, Venezuela 1,61%, China 1,46%, India 1,44%, Brazil 0,82%, Indonesia 0,73%, dan Irak 0,63%,
Pakar hukum internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana melihat pemilihan Presiden IFAD sangat tergantung pada hak suara negara pendukung para kandidat.