Tak Terpilih Jadi Presiden IFAD, Bambang Brodjonegoro Kecewa
JAKARTA - Pemilihan Presiden International Fund for Agricultural Development (IFAD) telah usai dilakukan. Pemilihan ini dimenangkan oleh mantan Perdana Menteri Togo Gilbert Fossoun Houngbo setelah dilakukan pemilihan sebanyak dua ronde dalam sidang tahunan IFAD yang berlangsung di Roma, Italia, pada 14-15 Februari 2017 lalu.
Houngbo berhasil meraih suara 54,432% mengalahkan 7 kandidat lainnya. Posisi kedua ditempati oleh Politikus Italia Paolo De Castro dengan jumlah suara 20,341%. Hanya saja, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang PS Brodjonegoro meraih suara 17,654% dan kalah dalam pemilihan ini.
Menanggapi hasil pemilihan ini, Bambang mengaku kecewa dalam pemilihan ini. Menurutnya, pemilih yang berasal dari negara maju memang cenderung memilih perwakilan dari Afrika dalam pemilihan Presiden IFAD kali ini.
"Ya kecewa, wajar namanya manusia. Itu konteks politik globalnya ya negara maju lagi fokus ke Afrika. Intinya negara maju sukanya sama orang Afrika," tuturnya di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (17/2/2017).
Seperti diketahui, Houngbo akan menjadi Presiden IFAD masa jabatan 2017-2021 dan mulai bertugas tanggal 1 April 2017. Pemilihan Presiden IFAD ini ditentukan oleh besar kecilnya kontribusi permodalan masing-masing negara kepada IFAD. Saat ini terdapat 18 negara anggota IFAD yang memiliki lebih dari 50% total hak suara memilih dari total 176 negara anggota.
Adapun 10 negara yang memiliki hak suara paling besar adalah Amerika Serikat 6,98%, Italia 4,22%, Jerman 4,09%, Jepang 4,09%, Belanda 3,83%, Arab Saudi 3,52%, Kanada 3,44%, Inggris 3,29%, Swedia 3,12% dan Prancis 3%. Indonesia sendiri memiliki hak suara sebesar 0,73% dan berada di urutan ke-25.
(Fakhri Rezy)
