JAKARTA - Kapal pesiar Caledonian Sky sepanjang 90 meter yang dimiliki operator tur Noble Caledonia, telah merusak terumbu karang minimal 1.600 meter persegi di situs penyelaman yang dikenal sebagai Crossover Reef, Raja Ampat, Propinsi Papua Barat.
Menurut Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementrian Kelautan dan Perikanan Brahmantya Satyamurti, kelengkapan dokumen sudah diberi izin masuk dari kantor KSOP Jayapura. Pada 1 Maret kapal menuju Raja Ampat.
Pada tanggal 4 Maret kapal kandas, sang kapten, Keith Michael Taylor tetap berupaya menjalankan kapal hingga akhirnya berhasil berlayar. Sangat disayangkan karena kapten memaksa menjalankan kapal dan tidak menunggu waktu pasang tiba.
"Lalu pada 5 Maret, sesuai regulasi pelayaran. Posisi labuh kapal tidak sesuai topografi. Luas kerusakan diakibatkan pergerakan kapal, bukan karena ditarik," kata Bramantya di kantor Kementrian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Rabu (15/3/2017)
Atas kejadian tersebut, pengukuran pun dilakukan oleh lima orang. Pengukuran dilakukan dengan metode underwater, dengan tracking di atas kapal.
“Dari hasil tersebut, didapatkan hasil yaitu luas dampak kerusakan pada state praelimeneri 1600 meter square." kata Bramantya
Sebagai daerah kepulauan dengan 85% luas daerahnya merupakan lautan, Raja Ampat memiliki banyak kekhasan, yang menjadi daya tarik tersendiri. Contohnya, untuk jumlah fauna ikan karang yang mencapai sedikitnya 1427 spesies. Jumlah tersebut menunjukkan angka tertinggi dalam keanekaragaman hayati laut dibandingkan dengan wilayah lain dengan luasan yang sama di dunia.
spesies unik yang bisa dijumpai pada saat menyelam di perairan Raja Ampat di antaranya, beberapa jenis kuda laut katai, wobbegong, dan pari Manta. Juga ada ikan endemik Raja Ampat, yaitu Eviota raja, yaitu sejenis ikan gobbie.
Tapi Kini, ekosistem dalam laut raja ampat mulai terganggu akibat rusaknya terumbu karang dampak karena Kapal Caledonian Sky. Setidaknya dibutuhkan waktu lama untuk memulihkan kawasan tersebut seperti semula. (kmj)
(Rani Hardjanti)