 
                Sri Prakash mengalami masa paling sulit untuk membangun bisnisnya selama tiga sampai empat tahun. Setelah itu, perusahaan terus berkembang menjadi produsen benang terbesar di Indonesia, dari bahan baku tekstil hingga fasilitas manufaktur yang tersebar di seluruh Indonesia , Uzbekistan, dan Thailand.
Pada akhir 1980-an, Ayahnya, Manohar Lal, membagi kerajaan bisnis tersebut dengan ketiga anaknya untuk menghindari perselisihan keluarga masa depan. Adik Sri Prakash Om Prakash, dikirim ke India di mana dia mendirikan. Adiknya, Aloke, pindah ke Thailand untuk mendirikan Indorama Holdings, produsen benang wol.
Pada pertengahan 1990, Sri Prakash melakukan diversifikasi pada Indorama Synthetics dan mulai memproduksi polyethylene terephthalate (PET), yang digunakan untuk pembuatan botol plastik minuman termasuk Coke dan Pepsi. Di tahun yang sama, adiknya juga mulai membangun sebuah perusahaan PET manufaktur, Indorama Ventures, di Thailand.
Akhirnya pada 2008 mereka pun memutuskan untuk menggabungkan bisnis PET mereka, dengan Sri Prakash menjual sahamnya di dua perusahaan serat polyester dan benang dan dua perusahaan asam tereftalat murni untuk Indorama Ventures, untuk ditukar dengan saham Indorama Ventures.
Saat ini, Indorama Ventures memiliki pendapatan tahunan USD8 miliar dan merupakan produsen terbesar kedua di dunia dari botol PET. Sri Prakash adalah ketua Indorama Ventures dengan kepemilikan saham 34%.
Menurutnya, selama bertahun-tahun mereka harus mengimpor poliester dari Taiwan dan mebuat mereka harus bergantung dari negera tersebut. Oleh karena itu, dia pun memutuskan untuk membangun pabrik poliester dan membeli tanaman yang ada dari semua pemain besar termasuk dari Dow Chemicals di Italia, Dupont di AS dan SK Kimia di Polandia dan Indonesia.