JAKARTA - Sektor properti di bidang ritel atau pusat perbelanjaan memasuki triwulan pertama di tahun 2017 mengalami peningkatan okupansi atau keterisian. Bertambahnya tingkat keterisian pusat perbelanjaan ditopang oleh beberapa sektor industri.
“Tingkat permintaan di pasar ritel masih didominasi oleh sektor F&B (Food and Beverage/Makanan dan Mimuman) di awal tahun ini," kata Head of Retail Jones Lang LaSalle (JLL) James Austen di JLL Jakarta, Rabu (5/4/2017).
Pertumbuhan pasar ritel di tahun 2017 ini terlihat dari meningkatnya sewa oleh para tenant, khususnya untuk pusat perbelanjaan yang berada di middle high class atau kelas menengah atas.
"Pusat perbelanjaan kelas atas tercatat masih memiliki tingkat hunian yang tinggi dan stabil selama beberapa tahun terakhir. Harga sewa rata rata cenderung stabil ditandai dengan adanya peningkatan sewa rata-rata sebesar 3%," terangnya.
Tenant-tenant yang berbisnis di sektor makanan cepat saji atau fast food juga dinilai ikut mendorong pertumbuhan sektor properti di bidang ritel ini. Walaupun geliatnya tak sebaik sektor makanan dan minuman.
"Sektor fast fashion juga tergolong cukup aktif namun tingkat penjualan yang moderat membuat mereka berhati-hati untuk melakukan ekspansi," tambahnya.
(kmj)
(Rani Hardjanti)