Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Cara H&M Tahan Gempuran Industri Fashion

Koran SINDO , Jurnalis-Jum'at, 07 April 2017 |13:32 WIB
Cara H&M Tahan Gempuran Industri Fashion
Ilustrasi: Reuters
A
A
A

“Kami memperkirakan saat ini revenue H&M di pasar Afsel hanya sekitar 1%. Kami yakin mereka akan terus mendapatkan pangsa baru,” ujar Takaendesa.

Akselerasi perkembangan toko baru ini tidak hanya bergulir di Afsel, tapi juga di berbagai negara lain. “Artinya, ini merupakan strategi yang dikeluarkan di tingkat grup,” ujarnya.

Sejauh ini H&M dan brand-brand asosiasinya beroperasi di 62 negara dengan total toko mencapai 4.000 unit. Karena itu, H&M dinobatkan sebagai ritel busana kedua terbesar di dunia setelah Inditex.

H&M juga membuka toko online di 32 negara, COS di 19 negara, Monki dan Weekday di 18 negara, & Other Stories di 13 negara, dan Cheap Monday di 5 negara. H&M didirikan Erling Persson pada 1947. Saat itu dia membuka toko pertamanya di Vasteras, Swedia.

Toko itu dikenal dengan sebutan Hennes (her/- panggilan perempuan) karena secara eksklusif hanya menjual busana kaum hawa. Pada 1968 Persson kemudian berkolaborasi dengan Mauritz Widforss yang menjajakan baju laki-laki. Sejak saat itu nama toko berubah menjadi Hennes & Mauritz (H&M).

H&M masuk ke daftar Bursa Saham Stockholm pada 1974. Dua tahun kemudian toko pertama H&M di luar Skandinavia dibuka di London, Inggris. Dengan potensi yang menggiurkan, H&M melanjutkan ekspansi di Eropa dan mulai memasuki AS pada 2000.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement