Selama Perang Dunia II, hampir semua rumah perahu hancur, namun warganya tetap melanjutkan warisan tersebut. Pada 1990an, atau sekira 60 tahun kemudian, desa tersebut memutuskan untuk menghidupkan kembali warisan tersebut.
Warga mulai mendirikan beberapa rumah yang dibentuk seperti perahu terbalik, namun dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang modern untuk menarik wisatawan. Rumah-rumah tersebut bisa di sewakan dengan harga mulai dari 300 Euro.
(Rizkie Fauzian)