Selaras dengan itu, Pangeran Mohammed bin Salman juga telah menetapkan target untuk mengurangi pengangguran menjadi 7% pada 2030. Dia juga ingin meningkatkan proporsi perempuan dalam pekerjaan menjadi 30%.
Beberapa hambatan bagi wanita untuk bekerja pun sudah ditinjau kembali. Raja Salman bahkan telah memerintah judicial review undang-undang yang membatasi perempuan dalam bekerja atau pergi ke universitas harus mendapatkan izin dari suami atau saudara laki-lakinya. Analis juga memperkirakan larangan perempuan mengemudi di Saudi juga bakal dihapus.
Langkah lainnya, pemerintah akan menambal anggaran akibat rendahnya harga minyak dengan menarik pajak. Selain akan memperkenalkan pajak, Saudi juga akan mengurangi subsidi untuk bahan bakar dan listrik.
Perubahan strategi lainnya dari Mohammed bin Salman adalah menjual sebagian saham Aramco, perusahaan minyak negara dan penghasil minyak utama dunia. Uang besar yang dihasilkan akan diinvestasikan di bidang ekonomi lainnya.
Pejabat Saudi mengatakan mereka berharap IPO alias penawaran saham perdana Aramco bisa menarik dana USD2 triliun. Sementara para analis independen mengatakan IPO Aramco akan menghasilkan angka USD1,4 triliun. Namun dengan harga minyak yang masih rendah saat ini, IPO Aramco terpaksa ditangguhkan.
“Kami melihat ada beberapa penundaan dalam beberapa proyek ekonomi. Tapi kami yakin rencana transformasi ekonomi dalam jangka panjang tetap dilaksanakan,” kata Mazen Al Sudairi, kepala penelitian di Al Rajhi Capital di Riyadh.
Dan sambung Mazen, pengangkatan Pangeran Mohammed akan memberinya lebih banyak kekuatan dan wewenang untuk menyesuaikan atau merevisi rencana sebelumnya.
(Dani Jumadil Akhir)