JAKARTA - PT Modern International Tbk pernah membawa angin segar di bisnis retail Indonesia. Emiten tersebut menghadirkan Seven Eleven, minimarket dengan konsep convenience store. Konsep yang berbeda dengan minimarket umumnya itu langsung tenar.
Pada awal kehadiran Sevel –demikian nama trennya— yang dilengkapi fasilitas wifi dan keju leleh gratis untuk camilan itu, langsung hits di kalangan anak muda dan juga pekerja kantoran. Sevel menjadi tempat tongkrongan gaul selama 24 jam yang selalu ramai.
Namun itu cerita dahulu. Demam Sevel di kalangan kawula muda, sudah tamat karena bisnisnya justru berujung kebangkrutan. Tragedi bisnis itu cukup mengagetkan, mengingat bisnis retail di Indonesia termasuk tercepat di dunia. Bagaimana lika-liku Sevel? berikut ini faktanya seperti dirangkum Okezone, Kamis (6/7/2017).
1. 7-Eleven Menutup Seluruh Gerainya Pada 30 Juni 2017
Penutupan gerai ini dilakukan setelah 7-Eleven sempat mendapat guncangan karena tingginya beban biaya operasional yang harus ditanggung.
Menurut Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto, terdapat beberapa hal yang diperkirakan menjadi sebab dari kebangkrutan 7-Eleven. Salah satunya karena rencana bisnis yang dianggap terlalu progresif.
Baca juga: Analisis Menperin soal Kebangkrutan 7-Eleven
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan bahwa tumbangnya 7-Eleven disebabkan oleh unsur kesalahan model bisnis. Menurut Darmin, bisnis 7-Eleven terlalu mengandalkan profit perdagangan.