JAKARTA - Pembangunan sentra pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, kembali tertunda. Sebelumnya dijanjikan selesai April 2017, tapi molor hingga Agustus mendatang.
“Kami sudah jenuh dengan janji mereka,” kata Hatta, 50, pengurus paguyuban PKL Kota Tua, Jakarta Barat, kemarin. Selain pembangunan yang tertunda, dia juga khawatir dengan ketersediaan lapak PKL. Sebab, dari 1.300 PKL yang tersebar di Kota Tua, Pemprov DKI Jakarta hanya menyediakan 400 lapak.
Ini bisa menimbulkan gejolak dan konflik sesama pedagang. Termasuk persyaratan mendapatkan lapak, sampai saat ini persyaratan pembangunan sentra PKL belum juga diperoleh. Dia takut nasib para PKL yang terdata di Kota Tua akan semakin tersingkirkan. Tak adanya sanksi tegas dari Pemprov DKI terhadap kontraktor pembangunan sentra PKL Kota Tua membuat mereka berleha-leha.
Lapak yang tersedia tidak mampu menampung banyaknya PKL. Akibatnya, diprediksi pembangunan sentra PKL Kota Tua tidak akan membantu mengatasi kesemrawutan pedagang. Menanggapi keterbatasan lapak, Kepala Dinas KUMKMP DKI Jakarta Irwandi mengatakan, masih mencarikan tempat untuk menampung PKL. “Ya secepatnya akan kami carikan.
Bila bisa di dekat Kota Tua. Kami akan memprioritaskan PKL yang lebih dahulu terdata di Kota Tua,”ujarnya. Diketahui PKL tersebut berjumlah 275 orang. Masih di kawasan Kota Tua, revitalisasi kanal lama di Kalibesar mangkrak. Pembangunan untuk mempercantik aliran air di lokasi tersebut terbengkalai. Saat ini proyek tertutup oleh seng.
Ketika ditelusuri, nyaris tak ada pekerjaan. Hanya sebuah jembatan baru setengah lingkaran yang membentang dari Jalan Kalibesar Timur menuju Kalibesar Barat. Terhadap aliran air, kali itu dibendung di kedua sisi, yakni belakang gedung museum Bank Mandiri dan jembatan gantung. Lumpur berkubikkubik terlihat di kawasan tersebut.
Mangkraknya revitalisasi dikeluhkan oleh sejumlah pekerja, terutama yang berkantor di sekitaran Kalibesar Timur karena ada seng penutup proyek sehingga kendaraan sulit parkir. “Ya keganggu , kita jadi sulit membawa kendaraan,” keluh Yatno, 39, salah satu karyawan yang bekerja di sekitar Kota Tua.
Dia berharap kontraktor segera menyelesaikan pembangunan revitalisasi kawasan Kota Tua. Sebab, revitalisasi yang dilakukan sudah cukup lama, hampir setahun. “Kalau dilihat dari ruangan di lantai 3, pembangunannya tidak dilakukan. Tidak ada pekerja, apalagi alat berat,” ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, PT Ciria Jasa Cipta Mandiri selaku kontraktor belum memberikan tanggapannya. KORAN SINDO sudah mencoba mendatangi kantor proyek yang lokasinya tepat di belakang halte Transjakarta di Jalan Kalibesar Barat, tapi tidak ada yang merespons.
(Fakhri Rezy)