JAKARTA - Gubernur Provinsi Papua Lukas Enembe hari ini menyambangi Istana Kepresidenan di Jakarta untuk melakukan rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sejumlah Menteri Kabinet Kerja. Rapat terbatas ini membahas tentang evaluasi proyek strategis nasional di Papua.
"Membahas khusus bangun strategis di Papua, kami bahas itu. Intinya pertama kami sampaikan pelaksanaan pembangunan yang sudah jalan sesuai Keppres. Pertama, menyangkut revitalisasi bandara, salah satunya Jayapura, Sentani. Itu sudah selesai dalam rangka menjadi bandara internasional. Masalah perbatasan juga sudah selesai, masalah listrik, telekomunikasi, Kawasan Ekonomi Khusus Merauke," kata Lukas Enembe di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (19/7/2017).
Baca juga: Indeks Pembangunan Manusia di Papua Barat Terendah Kedua, Jokowi: Ini Pekerjaan Besar!
Untuk Kawasan Ekonomi Khusus Merauke, sektor industri yang akan masuk pada kawasan ini juga turut dibahas. Menurut Lukas Enembe, saat ini telah terdapat investor yang mulai masuk setelah pembukaan lahan dilakukan oleh TNI.
"Medco sudah masuk. (Investasinya) besar," jelasnya.
Menurut Enembe, terdapat beberapa hal lainnya yang dibahas dalam rapat terbatas ini. Salah satunya adalah persiapan Pekan Olahraga Nasional yang akan digelar di Papua pada 2020.
"Sebagian besar bahas PON. Dalam waktu dekat presiden keluarkan Inpres PON di Papua. Kami sudah sampaikan kebutuhan biaya, dari pemda sudah alokasikan Rp2 triliun, kita minta Rp1,6 (triliun), ditalangi pemerintah pusat untuk 2018. Sudah disetujui dan PU akan kerjakan itu," jelasnya.
Dana ini dibutuhkan untuk kebutuhan pembangunan stadion utama dan vanue lainnya. Belum diketahui kapan dana ini akan dicairkan karena masih menunggu keputusan tertulis dari Jokowi.
Sementara itu, Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda Papua Yusuf Yambe Yabdi mengatakan, beberapa venue nantinya akan dibangun di Papua sebagai persiapan PON 2020. Adapun venue yang akan dibangun adalah venue indoor maupun outdoor.
"Untuk pendukungnya ada air bersih, jalan untuk menghindari kemacetan, kemudian juga listrik, ada telekomunikasi," kata Yusuf Yambe.
Pembangunan infrastruktur lainnya seperti kereta juga menjadi perhatian pemerintah. Namun, saat ini pembangunan proyek tersebut masih terhenti pada tahap survei.
"Untuk kereta api masih feasibility study, sekarang lagi DED (Detail Engineering Design), untuk Kemenhub selanjutnya karena ini masalah hak ulayat harus dikonsolidasikan luasan lahan yang digunakan sepanjang trayek. Kita menunggu kemenhub," jelas Yusuf Yambe.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan, terdapat beberapa kawasan yang memang menjadi perhatian pemerintah terkait pembangunan di Papua. Beberapa di antaranya adalah Sorong hingga Seget.
"Seget tanahnya belum clear, makanya dalam satu dua tahun akan diintensifkan di Sorong. Seget akan dirapatkan dulu karena tanahnya yang kemarin itu ada kaitannya dengan hutan lingkungan, makanya itu akan dibereskan," jelasnya.
Pembangunan bandara juga turut menjadi perhatian utama pemerintah. Salah satunya adalah perpanjangan runway. Diharapkan, ekonomi Papua nantinya dapat tumbuh berkat gencarnya pembangunan ini.
"Jadi 2 tahun ini di kota sorong kami sudah reklamasi 5 hektare, yang Seget smabil mikir, seget atau tempat lain ya. Kalau bandara Manokwari yang ingin panjang dia selesaikan tanah dulu. kalau tanah selesai konstruksi tahun depan," jelasnya.
Kereta juga menjadi perhatian utama pemerintah. Namun, Budi Karya sedikit pesimis terkait pembangunan proyek kereta ini.
"Tapi saya pesimis untuk bisa jalan karena penumpang enggak banyak, tapi saya mau buat feasibility study dulu," tutupnya.
(Fakhri Rezy)