JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua menyatakan ekonomi setempat pada kuartal I-2023 mengalami kontraksi minus 2,39% di mana hal ini merupakan andil dari seluruh lapangan usaha.
Koordinator fungsi neraca wilayah dan analisis Statistik BPS Papua Priyo Yudyatmoko mengatakan yaitu lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang memberikan kontribusi sebesar 36,24%, kemudian konstruksi sebesar 14,72%, serta pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 10,70%.
“Ekonomi Papua pada kuartal I-2023 jika dibandingkan dengan kuartal I-2022 mengalami kontraksi sedalam minus 2,39% (y-on-y), namun jika dilihat tanpa pertambangan dan penggalian ekonomi Papua mengalami pertumbuhan 4,67%,” katanya dikutip Antara, Jumat (5/5/2023).
Menurut Priyo, hal ini menunjukkan sebagian besar pertumbuhan ekonomi Papua masih didominasi oleh Sektor pertambangan dan penggalian.
“Lapangan usaha pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi sedalam minus 11,64 persen disebabkan karena menurunnya produksi emas dan tembaga dikarenakan proses produksi yang terhambat yang disebabkan oleh curah hujan dan tanah longsor,” ujarnya.