Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Waduh! Target Pertumbuhan Ekonomi 5,1%, Tak Cukup Angkat Sektor Properti

Giri Hartomo , Jurnalis-Rabu, 26 Juli 2017 |15:28 WIB
<i>Waduh</i>! Target Pertumbuhan Ekonomi 5,1%, Tak Cukup Angkat Sektor Properti
Ilustrasi: Shutterstock
A
A
A

JAKARTA - Kondisi ekonomi saat ini bisa dibilang dalam keadaan stagnan. Pasalnya, saat ini kondisi ekonomi Indonesia tidak bisa dibilang bagus, dan juga tidak bisa dibilang jelek alias berada di tengah-tengah.

Pemerintah sendiri menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini yaitu sebesar 5,1% dan inflasi yang berada di angka 4%.

Director Head of Research and Consultants Savills Consultant Indonesia Anton Sitorus mengatakan, dalam kondisi normal, target tersebut sangatlah bagus. Akan tetapi dalam kondisi seperti target 5,1% untuk pertumbuhan ekonomi, tidaklah cukup untuk mengangkat sektor bisnis properti Indonesia.

"Kita tahu saat ini ekonomi kita itu bagus juga enggak, jelek juga enggak. Kalau dalam kondisi normal ini sih oke. Tapi untuk membuat sektor bisnis (properti) meningkat target pertumbuhan ekonomi 5,1 % itu belum cukup," ujarnya dalam acara media briefing Savills Indonesia di Panin Tower, Jakarta, Rabu (26/7/2017).

Belum lagi lanjut Anton, dengan suku bunga yang relatif rendah sekali. Apalagi ditambah dengan pergerakan sektor properti di bursa saham Indonesia yang masih fluktuatif dikarenakan dana asing yang berkurang akibat di-take out.

"Lalu juga suku bunga lagi rendah sekali, inflasi 4%, rupiah masih relatif stabil, cuma mungkin stock market saja yang masih fluktuatif. Dana asing di bursa kita itu berkurang di-take out, sehingga indeks agak sedikit menurun," jelasnya.

Atas alasan itulah, Anton memprediksi jika sektor properti Indonesia baru akan benar-benar bisa recovery yaitu pada 2019. Hal tersebut tentu situ dari pengembangan-pengembangan infrastruktur yang sedang digenjot oleh pemerintah.

"In terms of significant recovery post to 2019. Mungkin kita akan mengharapkan pengembangan di sektor infrastruktur yang akan mendorong terjadinya transaksi di sektor infrastruktur," pungkas Anton.

(Rizkie Fauzian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement