Baca juga: Butuh Rp43 Triliun, Proyek Pelabuhan Patimban Ditargetkan Beroperasi 2019
Di tempat yang sama, Direktur Kepelabuhanan, Mauritz Sibarani mengatakan Pelabuhan Patimban merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional dengan kapasitas mampu menampung kontainer sebanyak 7,5 juta TEUS dan kendaraan sebanyak 600.000 CBU. "Pemilihan lokasi Pelabuhan Patimban telah didasarkan pada hasil Studi Pra-Feasibility Study (FS) dan FS tahun 2015, dan lokasi ini dinilai paling layak ditinjau dari aspek transportasi, hukum dan kelembagaan, teknis, lingkungan, keselamatan pelayaran dan migas," ujar Mauritz.
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa pembangunan Pelabuhan Patimban bertujuan untuk menekan biaya logistik dengan mendekatkan pusat produksi ke outlet pelabuhan, menekan penggunaan BBM dan meningkatkan utilisasi truk, memperkuat ketahanan ekonomi dan menyediakan backup (alternatif) outlet pelabuhan, menurunkan tingkat kemacetan di ibu kota dengan memindahkan sebagian trafik angkutan berat ke luar wilayah dan menjamin keselamatan pelayaran dan area eksplorasi migas.
"Pembangunan Pelabuhan Patimban ini akan dilaksanakan dalam tiga tahap dengan dana sekira Rp43,22 triliun, tahapan konstruksi tahap I akan dimulai pada bulan Januari 2018, 'soft opening' pada awal tahun 2019 dan ditargetkan rampung secara keseluruhan pada tahun 2027," ujarnya.
Adapun proporsi pembiayaan berasal dari berbagai sumber yaitu dari loan 71% (untuk breakwater, pengerukan, reklamasi, dermaga dan seawall, trestle, dan jalan akses), APBN 19% (untuk lahan sekira 372 ha dan pajak 10%), dan KPS 10% (untuk peralatan dan pengoperasian).
(Rizkie Fauzian)