JAKARTA - Bank Indonesia (BI) berencana untuk menerbitkan indeks lowongan kerja dan indeks harga properti sekunder dengan memanfaatkan basis data yang lebih luas melalui Big Data. Diharapkan, melalui basis data baru ini, maka akan didapatkan angka yang lebih akurat.
Kepala Departemen Statistik BI Yati Kurniati menjelaskan, indeks ketenagakerjaan dan properti itu dituangnya dalam Pilot Project Big Data, yang meliputi proksi indikator ketenagakerjaan, proksi indikator pasar properti, proksi indikator supply dan demand perbankan, dan lain sebagainya.
"Kami list Pilot Projek Big Data BI. Pertama proksi indikator ketenagakerjaan, sekarang kami bisa lihat misalnya demand (kebutuhan lowongan kerja) tenaga kerja secara bulanan," katanya di Gedung Bank Indonesia, Senin (7/8/2017).
Menurutnya, data ketenagakerjaan itu dihimpun dari data-data lowongan kerja yang biasa diterbitkan di surat kabar maupun di media online. Data yang dihimpun kemudian diolah sedemikian rupa sehingga diketahui tren kebutuhan lowongan kerja dan pekerjaan apa yang paling banyak diminati serta informasi lainnya. "Tapi kalau satu perusahaan buka lowongan kerja di mana-mana, bisa kita deteksi dan hanya kita hitung satu," lanjut dia.
Selain itu, dia mengatakan pemanfaatan Big Data untuk indeks harga properti sekunder akan dilakukan dari portal jual-beli online. Dari sana, bakal digali informasi terkait transaksi jual-beli properti sekunder yang dilakukan oleh secondary market.
"Gimana perkembangannya, mana tempat di Jakarta yang harganya tumbuh tinggi. Kemudian Pulau Jawa, kota mana yang lebih tinggi. Kemudian Indonesia, wilayah mana yang pertumbuhan harganya paling tinggi, apakah permintaan properti meningkat lebih tinggi daripada kondisi ekonominya," jelas dia.
BI, kata dia pun terus melancarkan proses penjajakan kerjasama dengan pihak yang menjadi sumber penghimpunan data.
Follow Berita Okezone di Google News
(mrt)