Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ramayana: E-Commerce Bukan Biang Keladi Anjloknya Penjualan Retail

Ulfa Arieza , Jurnalis-Rabu, 09 Agustus 2017 |18:01 WIB
Ramayana: <i>E-Commerce</i> Bukan Biang Keladi Anjloknya Penjualan Retail
Ilustrasi: Shutterstock
A
A
A

Oleh karena itu, angka penjualan Ramayana tahun 2015 turun 0,2% dari 2014. Memasuki 2016, Ramayana melakukan transformasi toko atau gerai. Sehingga, meskipun ada perlambatan ekonomi, Ramayana masih membuka pertumbuhan 5,7%, serta menaikan laba bersih menjadi Rp408 miliar.

Memasuki kuartal I 2017, same-store sales growth (SSSG) emiten dengan kode RALS ini masih minus 0,2%. Namun, angka SSSG semakin membaik. Pada April SSSG tercatat naik 3,1%, lalu menjadi 4,1% pada bulan Mei, ditopang dari peningkatan penjualan selama periode lebaran sebesar 14,5%.

"Naiknya penjualan di semester pertama ini tidak lepas dari lebaran di Bulan Juni itu. Karena tahun lalu lebaran di bulan Juni tahun ini di akhir bulan Juli. Nah, pertumbuhan daya beli ini tidak terlepas dari perlambatan ekonomi," terang dia.

Jelang semester II ini, Suryanto mengatakan bahwa masih ada optimisme dalam perekonomian Indonesia. Sehingga, dia meyakini bisnis retail tidak tergerus ke bawah lagi.

Optimisme ini ditopang oleh belanja pemerintah yang semakin meningkat khususnya di infrastruktur, sehingga menyerap tenaga kerja.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement