JAKARTA - Industri properti di berbagai daerah di Indonesia tengah dalam kondisi lesu. Salah satu daerah yang merasakan dampaknya adalah Depok.
Meskipun bertetangga dengan Jakarta, ternyata tak menjamin properti Depok bisa bertumbuh. "Secara umum lagi turun apalagi kalau bicara Depok kita memang terkena dampaknya," ujar CEO Orchid Reality, Mujahid saat ditemui di IPMI International Business School, Jakarta, Kamis (10/8/2017).
Baca juga: Setelah Jakarta, Konsep TOD Cocok Diterapkan di Kota Besar Lain
Mujahid menambahkan, penurunan pasar properti di Depok untuk periode krisis bisa mencapai 50%. Periode krisis properti terjadi sejak 2014.
"Memang selama periode krisis sejak 2014 ini penurunannya hampir 50%," jelasnya
Baca juga: Hunian TOD Paling Berkembang dari Segi Aksesibilitas
Menurut Mujahid, alasan mengapa properti di Depok mengalami penurunan adalah karena pasar rumah yang ada di atas Rp500 jutaan belakangan mulai sepi peminat. Sehingga membuat beberapa developer beralih kepada rumah-rumah murah di bawah Rp500 jutaan.
"Kalau bicara Depok mainnya sudah main menengah semuanya, maunya di bawah Rp500 jutaan," tukasnya.
(Fakhri Rezy)