JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan Indonesia sepanjang Juli 2017 defisit sebesar USD270 juta. Sementara itu periode Januari-Juli 2017 tercatat masih mengalami surplus USD7,39 miliar.
"Neraca perdagangan di Juli defisit dan periode Januari hingga Juli masih surplus tipis," ungkap Kepala BPS Kecuk Suhariyanto di Kantor BPS Pusat, Jakarta, Selasa (15/8/2017).
Baca Juga: Neraca Dagang Semester I Surplus, Sri Mulyani: Sudah Lebih Baik
Adapun total ekspor capaiannya selama Juli meningkat 16,83% atau USD13,62 miliar. Ekspor non-migas mengalami penurunan 7,79% dan non-migas naik 19,85%.
"Perkembangan ekspor mengalami ketidakpastian harga-harga komoditas masih ada yang naik dan turun. Komoditas non-migas mengalami penurunan di minyak kelapa sawit, minyak kernel, cokelat, emas, dan timah. Sedangkan alumunium dan karet dan tembaga naik," jelasnya.
Sementara untuk total impor naik 14,91% dan impor non-migas naik 12,34%. Sedangkan impor pada Juli 2017 naik 39% atau USD13,89 miliar dibandingkan Juli 2017. Migas naik 11,12% dan non-migas naik 44,31%.
"Impor barang konsumsi turun. Barang baku dan modal naik signifikan. Ini menggerakkan industri dalam negeri dan pertumbuhan ekonomi di triwulan III," tukasnya.
(Dani Jumadil Akhir)