Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Menko Luhut: Budget untuk Papua Itu Tidak Sedikit, USD10 Miliar Tiap Tahun

Antara , Jurnalis-Senin, 21 Agustus 2017 |15:06 WIB
Menko Luhut: <i>Budget</i> untuk Papua Itu Tidak Sedikit, USD10 Miliar Tiap Tahun
Foto (Ulfa/Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, diaspora Indonesia bisa membantu pembangunan di Papua dan Papua Barat, melalui investasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Indonesia sekarang mengalami perubahan dengan pembangunan di berbagai daerah, ini momentum yang baik untuk Anda melakukan investasi berdasarkan knowledge yang Anda punya," kata Luhut dalam Kongres Diaspora Indonesia ke-4 (IDN-4 Global Summit) di Jakarta, Senin (21/8/2017).

Baca Juga: Cita-Cita Jadi Negara Maju, Menteri Bambang Minta Bantuan Diaspora Indonesia

Menurut dia, kontribusi diaspora untuk pembangunan di Papua dan Papua Barat begitu penting karena hingga saat ini kedua provinsi tersebut masih tertinggal, meskipun pemerintah telah mengalokasikan sejumlah besar dana bagi pembangunannya.

Selain itu, penggunaan anggaran yang tidak efisien ditambah absennya para pemimpin daerah menjadi kendala pembangunan di Papua dan Papua Barat.

"Kami kasih budget ke Papua itu tidak sedikit, hampir USD10 miliar per tahunnya dengan jumlah penduduk cuma empat juta orang. Kenapa belum maju ya karena inefisiensi, hampir 50% waktu pemimpin-pemimpin di sana justru dihabiskan di luar Papua," kata Luhut.

Baca Juga: Butuh Investasi Ribuan Triliun, Diaspora Indonesia Diminta Berkontribusi

Karena itu, Luhut meminta para diaspora Indonesia ikut terlibat membangun sektor-sektor vital di kedua provinsi tersebut terutama pendidikan, kesehatan, dan pertanian.

Ia berharap sektor-sektor tersebut dapat dimajukan melalui riset dan teknologi, dimana diaspora Indonesia memiliki keunggulan di bidang tersebut.

"Riset di berbagai negara sudah maju contohnya di China. Di sana pemerintah bekerja sama dgn para ilmuwannya untuk membuat inovasi dan produk-produk bagus. Kita bisa mengambil contoh dari situ," tutur Luhut.

Jaringan Diaspora Indonesia (IDN Global) telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada Juli 2017.

MoU tersebut mencakup beberapa terobosan yang akan dilaksanakan para diaspora di Papua dan Papua Barat seperti program sekolah berasrama dan pengembangan teknologi untuk menunjang kesehatan (telemedicine) menggunakan MEO Satellite.

Profesor dari Louisiana State University yang baru saja terpilih sebagai Presiden IDN Global 2017-2019 Herry Utomo telah mengoordinasi 80 profesor Indonesia di AS untuk turut mendukung pembimbingan dan pendampingan kedua program terobosan tersebut.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement