JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan tentang pentingnya efisiensi untuk dilakukan oleh setiap perusahaan. Efisiensi ini dapat dilakukan dalam bentuk sekuritisasi aset.
"Swasta juga begitu sama. Namun yang ingin saya utarakan sekuritisasi ini bukan hanya untuk pemerintah dan BUMN tapi juga bisa untuk swasta karena bisa tingkatkan efisiensi dan bisa ikut memacu arena investasi ke daerah," ujar Jokowi di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (31/8/2017).
Menurut Jokowi, efisiensi untuk meningkatkan produktivitas perlu dilakukan. Hal inilah yang saat ini tengah dilakukan oleh banyak perusahaan di era digital.
Baca juga: Industri Jasa Keuangan Ditargetkan Salurkan Pembiayaan Rp717 Triliun, 24% Disumbang Pasar Modal
"Di era digital perusahaan dengan nilai usaha yang tinggi tidak mempunyai aset tetap, tapi aset life, sekarang tren seperti itu," kata Jokowi.
Jokowi mencontohkan beberapa perusahaan yang berhasil menjadi perusahaan besar tanpa memiliki banyak aset. Salah satunya adalah Uber.
"Sekarang kira lihat perusahaan-perusahaan digital berusaha untuk meminimalkan asetnya. Contoh kayak uber perusahaan taksi terbesar di dunia tapi tidak punya taksi satu pun," ungkapnya.
Baca juga: Sebelum Umumkan Paket Kebijakan, Jokowi Hadiri Pencatatan Perdana KIK-EBA Mandiri JSMR01 di BEI
Jokowi juga mencontohkan Airbnb. Inovasi ini perlu menjadi contoh yang baik bagi Indonesia.
"Airbnb sudah menjadi perusahaan hotel terbesar di dunia tapi tak miliki satu pun gedung atau hotel memang ke depan aset seperti itu," ungkapnya.
Untuk itu, Jokowi meminta agar setiap perusahaan melakukan inovasi. Khususnya untuk BUMN, Jokowi mengatakan sudah bukan zamannya perusahaan menyimpan aset untuk memperoleh pemasukan.
"Jadi kalau senang punya aset lalu di kekepi ini musimnya sudah berubah," ujar Jokowi.
Sekuritisasi aset adalah salah satu hal yang dapat dilakukan untuk melakukan inovasi. Menurut Jokowi, sekuritisasi ini pada dasarnya telah mulai diminati 10 tahun lalu, namun baru terealisasi oleh pemerintah pada saat ini.
" Saya kira di Indonesia 10 tahun lalu perusahaan telekomunikasi sudah ada gelombang sekuritisasi melepas tower atau BTS ke perusahaan spesialis menara, akan banyak efisiensi di situ. Lalu perusahaan menara melakukan akuisisi ribuan menara seperti indosat dan Xl dan lainnya," ujarnya.
Baca juga: Catatkan KIK EBA Jasa Marga, OJK: Kita Dorong Infrastuktur di Pasar Modal
Efisiensi saat ini juga telah dilakukan oleh Indonesia. Jokowi mencontohkan, efisiensi ini telah mulai dilakukan pada sektor perbankan.
"Dari pada memiliki sendiri-sendiri tidak efisien. Juga jaringan mesin ATM mestinya juga seperti itu dulu bank bangun atm sendiri-yang sendiri tidak efisien," ujarnya.
Untuk itu, upaya integrasi dilakukan. Upaya ini sebelumnya juga pernah dilakukan oleh perbankan di luar negeri.
"2 tahun lalu kita gabung. Efisiensi Rp30 triliun. Negara maju satu ATM bisa melayani seluruh ATM. Untuk punya ATM di lokasi tertentu tidak lagi beri diverensiasi sehingga ATM dijual dan Bank bisa fokus, semakin kita fokus semakin kita cepat menguasai," ungkapnya.
(Rizkie Fauzian)