JAKARTA - Penerapan praktik Good Corporate Governance (GCG) di Indonesia relatif tertinggal dibanding negara tetangga. Padahal saat ini semangat GCG telah diterapkan oleh kawasan Asia Tenggara serta kawasan global lainnya. Salah satunya seperti inisiatif ASEAN Corporate Governance Scorecard.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, Indonesia hanya menempatkan dua emiten, yaitu PT Bank Danamon Tbk (BDMN) and PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB) sebagai ASEAN's Top 50 Issuers with the best GCG dalam ajang penganugerahan ASEAN Corporate Governance Awards 2015 yang diselenggarakan oleh ASEAN Capital Markets Forum (ACMF) di Manila, Filipina.
Pencapaian ini tentu masih tertinggal jauh dengan Thailand yang mampu menempatkan 23 emiten, lalu Filipina 11 emiten, Singapura 8 emiten dan Malaysia dengan 6 emiten.
"Besar harapan saya bahwa akan banyak lagi emiten-emiten Indonesia yang mampu menembus Top 50 ASEAN Companies pada ajang ASEAN Corporate Governance Awards berikutnya," ujarnya di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Selasa (19/9/2017).
Oleh karena itu, Wimboh mengharapkan perusahaan terus menerapkan praktek GCG sehingga Indonesia dapat bersaing di kancah global.
"Sehubungan dengan hal tersebut, kita perlu terus berinisiatif dalam meningkatkan implementasi atas prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG), karena jika hal tersebut tidak dilakukan, maka negara kita akan semakin tertinggal di belakang negara-negara lain," kata dia
(Martin Bagya Kertiyasa)